Jumat, 21 Januari 2011

Membuat Mesin Tetas Elektrik Sendiri

Iseng -2 bongkar mesin tetas telor yang udah mati dengan circuit yang terbilang sangat sederhana, rupanya nasib apes mengikuti. Ku akui, hanya bebekal Ilmu eletronika cetek yang aku dapet di SMP 23 tahun lalu, ngadepin instalasi sederhana gini aja makan waktu hampir 12 jam.
Masalahnya knapa, browsing ampe mata mo copot kagak ada referensi instalasi komponen nama Relay OMRON MK2P-I, buku2 tentang ternak ayam cuma ngasih gambar jadinya aja. Padahal yang kita butuhkan detail alur arus keluar masuk circuit,. Yah pokoknya intalasi lengkap beserta jumlah dan jenis komponennya gt.

Akhirnya setelah berjerih payah sambil semedi ketemu juga alurnya.

Buat calon juragan ayam yang mau nyoba instal ato rakit sendiri yang namanya mesin tetas semi otomatis dengan pemanas kombinasi antara listrik dan lampu minyak (buat jaga-2 kalo aja PLN lagi ngaco) silakan ikuti tutorialnya di bawah :
  1. Box lemari tetas ukuran bebas (sesuai kapasitas telor yang anda inginkan). Klo mo bikin model - desain bisa di lihat di buku2 yang dijual di toko2, ini menjadi syarat utama. Lengkap denganThermometer dan Hygrometer ato pilih salah satu model di Google.
  2. Siapkan kabel kurang lebih 7 m (tunggal) atau 4 m bila kabel ganda. Pilih jenis kabel yang serabutnya gede2 atau kekar, karena banyak di pasaran jenis kabel banci ga karuan.
  3. Steker (colokan laki) merk broco lebih ok .
  4. Fitting lampu tempel merk brocco bila perlu.
  5. Timah dan solder tentunya   
  6. Terminal strip  (cukup yang 3 pasang lobang saja)
  7. Saklar ON - OFF   

  8. Lampu indicator atau led

Kamis, 13 Januari 2011

F I T R O H


Dari dahulu bangsa kita sudah dikenal sebagai bangsa yang agamis, karena pada umumnya masyarakat bangsa kita ini percaya dan yakin akan keberadaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Kalaupun ada yang berpaham atheis (tidak percaya adanya Tuhan) yang ditandai lahirnya partai komunis, itu sudah belakangan, yah sekitar akhir abad 19 dan masuk awal abad 20, itupun bukan asli kepercayaan bangsa ini akan tetapi hasil adopsi (mengambil) dari bangsa lain terutama negara-negara Eropa Timur dan Cina. Yang jelas nenek moyang bangsa ini sudah kesohor akan kepercayaan animisme dan dinamismenya.
Bahkan jejak keyakinan animisme yang merupakan  kepercayaan akan adanya kekuatan ghaib, seperti ruh/arwah dan jin, serta keyakinan dinamisme yang  merupakan  kepercayaan akan adanya kekuatan pada benda-benda tertentu, sampai sekarang masih mudah kita jumpai di tengah-tengah masyarakat sekitar kita.
Kemudian dalam perkembangannya, datanglah agama-agama baru seperti agama Hindu, Budha, Islam dan Kristen baik Kristen Katholik maupun Protestan bahkan belakangan ajaran Khong Hu Chu sudah mulai diakui keberadaannya. Dan sebenarnya masih banyak lagi keyakinan-keyakinan lain yang bermunculan di tengah-tengah masyarakat, hanya saja keberadaannya belum diakui secara resmi oleh negara.
Banyaknya agama dan keyakinan yang dianut oleh manusia, ini menunjukkan bahwa sebenarnya manusia secara alamiah percaya dan yakin bahwa di luar dirinya ada kekuatan yang maha hebat dan luar biasa, yang bisa menjadi tempat bergantung atau sandaran hidupnya serta solusi dari persoalan yang dihadapinya. Setiap manusia, dalam hati kecilnya pasti ada perasaan dan kecenderungan semacam ini  hatta orang atheis sekalipun. Hanya saja masing-masing orang kondisinya tidak sama, ada yang tebal ada yang tipis, ada yang kuat ada pula yang lemah, ada yang berkembang namun ada pula yang mati. Kecenderungan yang seperti inilah yang dikatakan sebagai Fitroh.
Informasi akan hal ini telah Alloh SWT beritahukan kepada kita melalui firman-Nya dalam Al Quran surat Al A’rof ayat 172 dan 173 yang artinya : Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Alloh mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) :”Bukankah Aku ini Robbmu (Tuhanmu)?” Mereka menjawab : ”Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan ” Sesungguhnya kami (bani Adam, manusia) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan). (172) Atau agar kamu tidak mengatakan :” Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ni adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu”. (173)
Itulah satu pengakuan dan persaksian yang dilakukan oleh setiap manusia sebelum terlahir ke dunia. Manusia, dari manapun asalnya, apapun suku bangsanya, apapun warna kulit dan bahasanya, baik yang beriman maupun yang kafir (tanpa kecuali) semuanya sama, sama-sama mengakui akan keberadaan Alloh SWT sebagai Tuhannya yang Maha Esa, yang tiada sekutu bagi-Nya.
Manusia adalah umat yang satu
Pada dasarnya manusia adalah umat yang satu, tetapi setelah manusia berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dan mulai banyak muncul persoalan (perselisihan) dan kepentingan maka manusia yang tadinya mempunyai fitrah yang
sama yaitu mengakui akan keesaan Alloh SWT, bergeser dan berubah keyakinannya sesuai dengan kepentingan dan hawa nafsunya.
Alloh SWT berfirman dalam Al Quran yang artinya : Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Alloh mengutus para nabi, sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Alloh menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Alloh memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Alloh selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (QS Al Baqoroh : 213).
Masing-masing merasa benar
Sekalipun sebelumnya melakukan perjanjian dan persaksian yang sama di hadapan Alloh SWT yaitu sama-sama mengakui bahwa hanya Allohlah yang berhak dan harus diibadahi (ditaati), namun setelah terlahir ke dunia kondisi keyakinan dan kecenderungannya berbeda-beda. Ada yang berkeyakinan bahwa Tuhan (yang berhak disembah) itu hanya satu seperti dalam agama Islam, tapi ada yang berkeyakinan bahwa Tuhan itu tiga tapi satu, seperti dalam agama Kristen. Ada juga yang meyakini kalau Tuhan itu banyak jumlahnya (yaitu para Dewa) seperti dalam agama Hindu, ada pula yang beranggapan bahwa Tuhan ada pada tempat-tempat atau benda-benda keramat seperti pada kepercayaan animisme dan dinamisme, dan lain sebagainya. Masing-masing mengaku dan menyatakan keyakinannya itu benar bahkan yang paling benar dan yang lain salah.
Pengakuan dan anggapan seperti itu adalah sesuatu yang wajar dan harus karena tidak mungkin seseorang  yang meyakini kebenaran suatu agama/ajaran/keyakinan, di dalam dirinya masih ada keraguan terhadap yang dianutnya. Bila masih ada rasa ragu, ia pasti berada dalam kebimbangan.  Ini manusiawi dan logis. Alloh SWT telah mengabarkan kepada kita dalam Al Quran : ”Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka”.(QS Al An’aam : 108)
Semua agama benar?
Kita sering mendengar sebuah pernyataan bahwa semua agama itu baik dan benar. Dari pernyataan seperti ini maka ada pengertian bahwa tidak ada satu agama atau ajaranpun yang salah, semuanya benar walaupun pada kenyataannya terdapat perbedaan yang sangat fundamental (mendasar). Benarkah demikian?
Bila mau jujur, sebenarnya masing-masing penganut agama meyakini bahwa hanya agama/kepercayaan dirinyalah yang benar. Buktinya, tidak ada satupun penganut agama yang berganti-ganti agama dengan dalih semua agama sama, sama-sama benar. Misal minggu kemarin beragama Islam, minggu ini beragama Kristen, minggu besok beragama Hindu, lalu minggu lusa beragama Budha, minggu depannya lagi berganti animisme dinamisme  dan begitu seterusnya. Ternyata tidak ada yang berbuat demikian.
Kebenaran hanya satu
Munculnya pernyataan ”Semua agama baik dan benar” berawal dari  adanya pihak-pihak yang mempunyai kepentingan untuk mewujudkan kerukunan antar umat beragama guna menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Walaupun dalam kenyataannya apa yang diharapkan tak kunjung datang juga. Realitanya, rusaknya persatuan dan kesatuan bangsa bukan dipicu karena faktor agama tetapi oleh banyak faktor. Lihat saja, lepasnya Timor Timur atau Tomor Leste dari NKRI apakah dipicu oleh faktor agama?
Bila kita mau mencermati, sebenarnya pernyataan  ”Semua agama baik dan benar” itu sendiri sudah salah. Dimana letak kesalahannya? Kita akan bisa mengatakan sesuatu itu benar manakala ada yang salah. Kita bisa mengatakan baik, kalau ada yang jelek. Kita bisa mengatakan besar bila ada yang kecil, mengatakan panjang jika ada yang pendek. Harus ada pembandingnya, tidak mungkin tidak. Begitu juga dengan agama. Tidak mungkin dari semua agama yang ada, dikatakan semuanya benar, tidak bisa. Pasti harus ada yang salah. Bagaimana mungkin kita bisa mengatakan agama yang benar jika tidak ada agama yang salah?. Mustahil. Camkan dan renungkan.
Jika memang harus ada agama yang benar dan yang salah, lalu berapa agama yang benar dan berapa yang salah, karena agama yang kita kenal cukup banyak jumlahnya? Bila ada beberapa agama terlebih lagi secara lahiriyah berbeda-beda, maka  tidak mungkin yang benar lebih dari satu. Itu tidak mungkin. Pasti hanya satu yang benar. Hanya masalahnya mana agama yang benar dari sekian banyak agama yang ada.    
Islam agama fitroh
Untuk mengetahui agama mana yang benar dan mana yang salah sebenarnya tidaklah sulit. Lihat saja konsep ketuhanannya. Bila dalam masalah ketuhanannya sesuai dengan fitroh manusia maka itulah agama yang benar, tapi jika tidak maka ia adalah agama yang salah.
Di depan sudah dijelaskan bahwa fitroh manusia adalah mengakui Tuhan yang satu. Karena secara logika akal sehat, Tuhan yang satu itu lebih mudah untuk ditaati dan diikuti aturannya dibanding Tuhan yang lebih dari satu. Dalam hal ini Alloh SWT membuat perumpamaan yang sangat indah dan cerdas. Dikatakan dalam Al Quran : ”Alloh membuat perumpamaan  (yaitu) seorang laki-laki (budak) yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan, dan seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang laki-laki (saja). Adakah kedua budak itu sama halnya? Segala puji bagi Alloh tetapi kebanyakan meresdka tidak mengetahui”. (QS Az Zumar : 29).
Lalu, mana agama yang ada yang sesuai dengan fitroh manusia? Hanya Islamlah yang sesuai fitroh manusia. Ini bukan klaim yang membabi buta. Bila masih ada yang belum yakin silakan kaji masing-masing agama kemudian bandingkan antara  satu dengan yang lain. Yang jelas, secara aqli (logika akal sehat) maupun naqli (secara nash/ayat) Islam adalah agama yang sesuai dengan fitroh manusia. Ini dalil naqlinya (nash/ayat) : ”Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Alloh); (tetaplah atas) fitroh Alloh yang telah menciptakan manusia menurut fitroh itu. Tidak ada perubahan pada fitroh Alloh. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS Ar Ruum : 30)
 Wallohu a’lam bish showab.





Iman Yang Dincar Setan


Sangat sulit membuat sebuah analogi atau permisalan, suatu kondisi dimana seseorang memiliki agama namun tidak memiliki iman. Dalam benak orang yang beragama Islam, termasuk orang-orang yang kafirpun keadaan ini merupakan suatu hal sangat tidak mungkin terjadi. Namun kenyataannya saat ini hal tersebut bukanlah sesuatu yang tidak mungkin terjadi lagi, akan tetapi justru sangat marak-nyata dan banyak terdapat disekitar kita. Bagaimana tidak,  dari sekian banyak masyarakat yang beragama Islam, sebagian diantaranya tidak atau belum nampak ada tanda-tanda memiliki identitas IMAN, sesuatu yang lebih utama daripada identitas agama. Ada lagi sebagian dari mereka yang telah memilki itanda-tanda keimanan -- namun patut disayangkan -- keimanan yang dia miliki diambil dari sumber yang tidak semestinya, sehingga peribadatanya tidak akan mendatangkan manfaat bagi dirinya, bahkan bisa jadi justru mendatangkan bencana baginya di akherat kelak. Lalu adakah kita berupaya untuk selalu menyandingkan iman dengan agama yang kita akui ?
Puji dan syukur kepada Allah atas berbagai nikmat yang telah Allah berikan, utamanya nikmat iman yang sangat berharga. Marilah kita renungkan firman Allah : “Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.” (Q.S. An Nisa : 136)
Dan juga firman-Nya : “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan jannah untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan al-Qur'an. (Q.S. At-Taubah: 111)
Demikianlah sebuah gambaran yang diberikan oleh Allah dalam ayat-Nya Yang Mulia tentang nilai iman yang berada pada diri seorang mukmin. Jiwa dan harta orang-orang yang beriman akan ditukar dengan jannah (surga) di akhirat kelak. Taman keindahan tanpa cela dengan kebahagiaan tanpa batas. Setiap jiwa orang yang memiliki iman yang masuk jannah akan mendapat Ridha Allah. Tiada lagi dosa dan kemurkaan terhadap apapun yang dilakukannya.
Firman Allah di bawah ini menggambarkan lebih jelas lagi mengenai harga iman yang mungkin selama ini masih samar bagi kita semua.
Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak itu). Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong. (Q.S. Ali 'Imran: 91)
Jelas sekali disebutkan dalam ayat tersebut bahwa Allah  tidak akan menerima tebusan dari orang-orang yang tidak beriman agar mereka dibebaskan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga. Walaupun orang-orang kafir itu menebus dengan emas sepenuh bumi. Karena yang dapat menebus hal itu hanyalah iman. Dan hanyalah orang-orang mukmin yang memiliki iman yang bisa dibebaskan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga. Nyatalah bahwa ternyata iman tidak dapat dibeli walaupun dengan emas sepenuh bumi. Jangankan dengan emas yang sepenuh bumi, tebusan manusia pun tidak dapat mengeluarkan seseorang yang tidak memiliki iman dari siksa neraka. Firman Allah,
Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya, dan isterinya dan sauradaranya. Dan kaum familinya yang melindunginya (di dunia). Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya. Sekali-kali tidak dapat. Sesungguhnya naar itu adalah api yang bergejolak. (Q.S. Al-Ma'arij: 11-15)
Rasulullah SAW juga bersabda, Musnahnya dunia jauh lebih sepele bagi Allah daripada terbunuhnya jiwa seorang mukmin dengan cara yang tidak hak. (HR. Ibnu Majah dan al-Baihaqi dan dishahihkan oleh al-Albani)
Itulah nilai iman, mahal tidak terkira. Iman yang dengannya seseorang bisa terbebas dari pedihnya siksa neraka dan yang dengan iman itu pulalah seseorang bisa menikmati  kebahagiaan yang kekal nan abadi di dalam surga. Dan bila diibaratkan, hati bagaikan sebuah rumah dan iman adalah barang berharga. Maka hati orang kafir seperti rumah yang kosong melompong. Tidak memiliki satu harta pun yang berharga yang menarik untuk dicuri atau dirusak. Sedangkan hati orang mukmin pada umumnya, selain hati para Nabi, ibarat rumah yang berisi barang berharga dengan penjagaan yang berbeda-beda. Ada yang menjaganya dengan ketat dan ada yang melalaikannya bahkan tidak menjaganya sama sekali. Maka wajar bila orang-orang mukmin dan iman yang dimilikinya menjadi satu-satunya incaran setan.
Setan melalui tentara-tentaranya berbentuk jin dan manusia berusaha untuk merampas iman dari pemiliknya. Usaha pertama dengan menumpas orang-orang beriman melalui perang dan pembantaian. Bila tidak mungkin, pemurtadan menjadi pilihan berikutnya. Ajakan pindah agama, jebakan hutang budi maupun hutang uang, hasutan dan sebagainya. Semua itu dijalankan untuk mencuri iman dari orang-orang mukmin.
Metode kedua adalah metode terselubung. Yaitu penyebaran pemikiran-pemikiran sesat yang bisa menguras iman secara optimal. Paham-paham sekulerisme, humanisme, liberalisme, pluralism dan paham-paham menyesatkan lainnya gencar disebarkan. Dengan metode ini, dihasilkanlah orang-orang yang mengaku muslim, tapi hati dan cara berpikirnya (keimanannya) jauh lebih sesat dari cara berpikirnya orang-orang kafir.
Salah contoh paham pluralisme yang membuat sebagian umat Islam tersesat adalah sebagimana diucapkan oleh seorang tokoh Islam Indonesia (yang sangat masyhur dikalangan tertentu), atau sebagian juga menyebutnya ulama bahwa dia pernah berucap di hadapan publik bahwa  “Dirinya dan Romo Mangun (seorang pendeta Kristen) itu beda agama, tapi satu iman”
Yang membuat kita tergelitik adalah adanya pernyataan “satu iman”. Cukup besar nilai yang dipertaruhkah atas pernyataan tersebut, mengingat dia sebagai tokoh islam nasional yang tentunya memilki banyak simpatisan dan pengikut muslim. Lalu andai pernyataan ini di balik maka Romo Mangun satu iman dengan umat Islam. Kalau dalam Islam pengertian iman adalah seperti itu, apakah umat-umat agama lain juga memahami pengertian iman yang sama. Pernyataan tersebut terlalu mudah di sangkal dengan beberapa pertanyaan berikut :
  • Apakah dia bertuhan kepada Allah? jika “satu iman” tentunya mereka juga beriman kepada Allah
  • Apakah dia beriman kepada malaikat-malaikat Allah? adakah Jibril, Mikail, dan malaikat lainnya dalam ajaran mereka dan berimankah mereka pada hal ini? Kalo ternyata tidak, apakah itu namanya “satu iman” ?
  • Apakah dia beriman kepada kitab-kitab Allah? Berimankah mereka kepada Al-Quran? Apakah mereka menjalankan apa-apa yang diperintah di dalam Al-Quran? Kalau “satu iman”, mereka juga wajib mengimani dan mempelajari Al-Quran sebagai kitab suci mereka
  • Apakah dia beriman kepada rasul-rasul Allah? Apakah mereka mengakui Muhammad sebagai rasul akhir zaman? Apakah mereka mengikuti ajaran yang dibawa oleh Muhammad? Kalo tidak, ya bukan “satu iman” namanya
  • Apakah dia beriman kepada hari akhir? Percayakah mereka akan adanya kehidupan setelah mati? Berimankah mereka ketika dinyatakan tentang surga, neraka, dan akhirat? Jika mereka mengingkarinya, berarti kita tidak “satu iman”
  • Apakah dia beriman kepada Qadha dan Qadar? Apakah mereka mempercayai nasib yang ditentukan oleh Allah? Percayakah mereka kepada jodoh yang diatur Allah? Bukan “satu iman” namanya jika mereka tidak beriman pada Qadha dan Qadar.
Ada sebuah kalimat yang sangat indah yang berasal dari wahyu Allah dalam Al-Quran, “Untukmu agamamu dan untukku agamaku” (Al Kafirun: 6)
Metode terakhir yang dilancarkan oleh setan adalah pencurian iman sedikit demi sedikit dengan kemaksiatan. Sehingga iman senantiasa berkurang ketika seorang terperdaya oleh bujuk rayu setan yang bervariasi. Walaupun hasilnya tidak banyak, namun sedikit demi sedikit iman lama-lama juga menjadi habis. Sebab, iman memang akan terkikis oleh maksiat. Sebagaimana dalam sebuah kaidah, “Iman itu bertambah dan berkurang. Bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.
Semua itu akibat perbuatan maksiat, yang dijalani oleh seorang hamba akan menyebabkan seorang hamba menjadi lupa diri. Jika seorang hamba sudah lupa diri, maka jiwanya akan membiarkannya, merusaknya, dan membinasakannya. Tetapi, seorang hamba tidak pernah mau menyadari, bahwa ia telah merusak dirinya, akibat dari perbuatan maksiat itu.
Bagaimana cara maksiat membuat hamba lupa diri? Jika ia sudah menjadi lupa diri, maka siapa yang akan mengingatkannya? Apa makna lupa diri itu? Lupa diri adalah jenis kelupaan yang paling besar. Allah berfirman :“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik”. (Al-Hasyr : 19).
Apabila mereka melupakan Tuhan mereka, Allah, maka Allah pun melupakan mereka, sebagaimana firman-Nya :“Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka”. (At-Taubah : 67)
Akibat kelupaan itu, Allah memberikan dua hukuman atas kelupaan mereka itu. Pertama, Allah melupakan mereka. Kedua, Allah menjadikan mereka lupa diri. Betapa Allah telah melupakan mereka, berarti Allah membiarkannya, meninggalkannya sendirian, menyia-nyiakannya, dan tidak mau tahu dengan urusannya. Apabila yang dialami seorang hamba demikian, maka yang dialaminya adalah kehancuran dan kebinasaan. Allah Azza Wa Jalla, yang Maha Rahman dan Rahim, lalu membiarkan hambanya yang telah lupa itu, akibat perbuatan maksiat yang telah dilakukannya.
Iman sangat berharga. Harga iman tidak bisa dibandingkan dan tidak bisa ditukar dengan emas sepenuh bumi atau pun dengan seluruh manusia yang mendiami bumi dan bahkan tidak bisa disamakan nilainya dengan bumi dan seisinya. Iman hanya dapat dihargai dengan kenikmatan surga dan keridhaan Allah. Oleh karena itu sangatlah penting untuk mensyukuri nikmat iman tersebut. Mensyukuri nikmat iman dengan cara memperhatankan iman agar tetap berada dalam diri kita hingga ajal menjemput. Dan tidak ada yang lebih pantas untuk dipertahankan dengan konsekuensi apapun melebihi iman bahkan walaupun dengan taruhan nyawa.
Marilah kita yang hari ini masih memiliki iman walaupun mungkin hanya sedikit untuk senantiasa mempertahankannya dan meningkatkannya. Menumbuhkan suburkan iman dengan memperbanyak amal ketaatan dan mempertahankannya dari gangguan setan dengan cara menjauhi berbagai amal kemaksiatan.

Wallahu’alam bishshowwab.

Selasa, 11 Januari 2011

Tanda Orang Berbakat Kaya


1. Berpikir seperti layaknya orang kaya : Orang yang berbakat kaya selalu belajar berpikir dan bertindak layaknya orang kaya.
2. Tidak berpikir konsumtif :Orang yang berbakat kaya akan selalu berpikir tentang apa yang mereka akan lakukan dengan uang agar dapat berlipat ganda.
3. Pintar mengelola arus kas : Selalu menghitung banyak rupiah yang tersisa setelah dikurangi kebutuhan hidup yamng sifatnya mendasar.
4. Mampu membedakan aset dan liabilitas : Mereka selalu memikirkan apakah aset2 itu menghasilkan arus kas masuk atau justru keluar.
5.Selalu membangun intengible aset (aset non fisik ):yaitu selalu menjaga hubungan dengan relasi, teman, , jaringan, kepercayaan, cara berpikir, visi, pemikiran, keyakinan, dan otokritik.
6. Bekerja untuk belajar, bukan demi uang : Mereka bekerja untuk orng lain sebenarnya untuk mempelajari sesuatu, biasanya mereka memepelajari sistem bisnis, bagaimana aliran uang, cara membangun jaringan relasi, dll.
7. Sangat percaya diri : Mereka percaya akan kemampuan yg dimilikinya untuk mendapatkan kekayaan.
8. Mengenali dirinyya dengan baik : Mereka paham potensi, potensi, kelemahan, serta karakter-karakter spesifik yang dia miliki.
9. Memandang uang sebagai organisme : Merka menanam uang dilahan yg tepat, memeliharanya, membersihkan hamanya, dan disaat yang tepat memetik hasilnya.
10. Tak pernah mengeluh, merasa miskin dan kekurangan
11. Siap mental untuk menjadi kaya
12. sangat mampu mengendalikan diri : Orang2 yang super kaya selalu menampakan mimik yang standar, senym yang bijak,dan tampaknya, well semuanya terkendali, walaupaun pasar pada saat itu sedang pora-poranda. Orang kaya sangat mampu mengendalikan diri agar sikapnya tidak dapat dibaca oelh publik.
13. Memahami logika ” Take n Give ” :Orang kaya sangat paham dengan pameo ” There’s no free lunch “tak ada sesuatu yang gratis.
14. Berorientasi pada proses : si kaya memikirkan nilai guna yang seperti apa untuk mendapatkan uang banyak.
15. Mencintai perannya : orng kaya biasanya mencintai perannya dalam kehidupan bisnis dan sosial.
16. Mempercayai prinsip reltivitas uang : Orang2 kaya telah melatih dirinya untuk tidak terkejut melihat price list atu penawaran2 apapun. semuanya kembali pada apa yang bisa didapatkan dari pengeluaran tersebut.
17. Memhami konsep : Time value of money” : nilai lebih untuk masa depan
18. Tak ingin bersusah payah : Jangan salah orang yang tak ingin bersusah payah bukan berarti ia malas. Kalau dia berpikir dan terus berpikie untuk menemukan sistem dan cara bekerja yang efektif dan efisien untuk mendapatkan hasil yg lebih baik, maka mereka memiliki bakat untuk menjadi kaya.
19. kreatif : merupakan bagian terpenting dri bakat menjadi kaya. Orang kaya selalu kreatif dalam menemukan cara2 baru dalam berbisnis.
20 Menghargai gagasan yang beroroientasi pada tindakan : Orang kaya bisa memilih ide yang menarik yg hanya sebatas ide dan yang bisa menghasilkan uang.
21. Open mind : Orang2 berbaka kaya sangat yakin tak ada sesuatu yang tak mungkin terjadi. mereka terus bermimpidi dan yakin mimpinya suatu saat dapat terwujud.
22. Mampu menilai karakter orang lain : Orang2 kaya sellau memilih staf atau karyawan yg sesuai dengan karakter dirinya.
23. Waspada terhadap pujian : pujian bisa membuat terlena dan lupa diri, orang kaya lebih terbuka menerima kritik.
24. Terbuka menerima kritik : orang kaya telah berlatih untuk menerima kritik stajam apapun.
25. Mampu memahami berbagai bntuk uang : bagi orng kaya pengertian uang sangatlah luas
26. mampu menggunakan Sumber daya orng lain : orang kaya menggunakan waktu dan tenaga orng lain bahkan uang orng lain untuk memperkaya dirinya.
27. Tak pernah merasa puas : ketidak puasan bukan dilihat dari banyaknya uang yang telah dimiliki, tetapi cara kerja dan cara 2 bisnis yg telah di sempurnakan.
28. mampu mendeteksi kemana uang mengalir : mereka memahami kemana uang mengalir
29. Memahami nilai guna yang tersembunyi : orang kaya memiliki sense yang tajam terhadap berbagai macam peluang bisnis.
30. memikirkan hal terburuk, tetapi tidak takut karenanya : Orang kaya salalu mendahului pemikirannya dari hal yag terburuk.
31. memiliki alasan kuat untuk setiap pengeluarannya
32. Menciptakan uang, bukan mencari uang : orang berbakat kaya selalu berpikir saluran pipa kekayaan.
33. Tahu persis bagaimana uangny bekerja
34. Fokus dan spesifik : mereka tidak mau kehilangan fokus pada wilayah dimana mereka memiliki kompetensi inti.
35. Percaya bahwa uang tiak tumbuh dipohon : mereke berpikir uang dan kekayaan hanyalah konsekuensi dari gagasan dan tindakan anda.
36. Tidak percaya ” abnormal Return ” : Tidak satupun instrumen investasi yg bebas resiko.
37. Mampu membedakan lemak dan memangkas otot : Mereka hanya membuak lemaknya, yaitu sesuatu yang membuat bisnis menjadi tidak fleksibel, terlalu birokratis dan tidak responsif terhadap perubahan.
38. Cerdas secara finansial dan numerik
39. Lebih suka berbelanja secar tunai
40. tidak pernah mau mengunakan kartu kredit apalagi minta kenaikan plafon kartu kredit
41. Tidak bisa dirayu iklan konsumtif
42. Menggunakan setiap aktivitas konsumsi sebagai sarana pembelajaran
43. selalu berpegang pada azas uilitas dalam berkonsumsi
44. Mencari daya ungkit : orang2 berbakat kaya selalu mencari daya ungkit untuk menaikan nilai aset
45. Peka terhadap detail : Orang2 berbakat kaya biasanya gampang memahami gambaran umum suatu persoalan.
46. Menghargai waktu
47. Mampu menghitung “opprtunity cost ( biaya semu ) ” : muncul sebagai konekuensii logis ketika kita mengambil suatu pilihan dan mengorbankan pilihan lain, tetapi orang berbakat kaya mampu menghitung opprtunity cost sehingga mereka bisa menentukan secara tepat pilihannya yg disisuaikan dengan tujuan awal.
48. Berani gagal
49. Skeptis menghadapi smua proposal
50. Disiplin terhadap anggaran
51. Mampu membedakan Needs dan wants :
52. membiarkan pihak lawan menawar terlebih dahulu
53. Bisa melihat potensi terpendam dari segsala sesuatu
54. Menginvestasikan uang dan waktu secara aktif
55. Tak suka menabung : Orang kaya tidak menabung dengan tujuan mengumpulkan ” sedikit2 demi sedikit lama2 menjadi bukit”. kalupun punya tabungan, mootifnya adalah penyimpanan sajja, bukan untuk mendapatkan hasil. Mereka pasti menanamkan uangnya kedalam instrumen2 yang bisa memberi return secara cepat. Investasi tidak dikenai pajak, kecuali apabila investor menginginkan profit taking. namun, bunga tabungan selalu dipangkas pajak, tidak peduli apakah pemilik tabungan akan memakai uangnya atau tidak.
56. memeliki kepekaan terhadap bunga majemuk
57. mampu menghitung nilai nominal dari segala sesuatu
58. Tidak pernah mencintai aaset secara tidak rasional : orang2 kaya tidak pernah mencintai asetnya secara berlebihan, sehingga menggappnya tidak bisa dinilai dengan uang.
59. Tidak pernah mengeluhkan modal yang kecil
60. Stabil secara emosional
61. Bisa memahami kebutuhan dan keinginan orang lain
62. Proporsional dalam mengambil resiko : orng kaya sellau mengukur resiko dan keuntungan, kkarena keduanya berbanding lurus.
63. Punya nyali dan berani kehilangan uang
64. bersikap obyektif dan rasional
65. Memegang asas profesionalisme : Orang2 kaya tidak mencampuraduk hubungan profesional dan pertemanan.
66. memiliki kemampuan kordinasi
67. Tidak takut utang
68.mampu menjadi penilai aset yang handal
69. memahami rir=tme dan timing :
70. Selalu tertarik pada cara kerja suatu alat atau sistem
71. menghindari bekerja dengan penghasilan tetap
72. menghindari utang budi
73. Jago menkomunikasikan gagasan bisnis
74. Bekerja bukan berdasarkan hasil jangka pendek
75. Mewaspadai kebiasaan buruk
76. meyukai perubahan
77. mempunyai sense terhadap keseimbangan uang dan barang
78. mampu menemukan substansi :merka selalu merujuk pada poin pentingnya pada saat membeli sesuatu, sperti pada saan membeli bor misalnya, mereka membeli bor berorientasi pada tujuannya yakni untuk membuat lubang.
79. berpikir dari berbagai sudut pandang
80. respek terhadap orang2 sukses
81. Lihai dalam permainan ego
82. Berwatak simple dan praktis
83. menganggap krisis sebagai peluang
84. Mampu memahami kebutuhan orang lain merupakan salah satu kunci sukses bisnis
85. Bisa berpikir seperti orng awam
86. mempercayai kekuatan pikiran
87. Memahami kegagalan dari sudut pandang lain dan merubahnya menjadi sesuatu pembelajaran yang dpt merubah mnjadi kemajuan usahanya
88.. Tidak menganalkan belas kasihan
89. mampu menghitung cepat
90. Memiliki skala prioritas dalam pengeluaran
91. Mampu mengenali pola : selalu berusaha memahami pola yang berlaku dan cara kerja segala sesuatu.
92. Peka terhadap kualitas
93. berorientasi pada ” value for money ” : setiap sen uang yang keluar harus memiliki alasan yang kuat.
94. Mengerti kekuatan informasi
95. bukan persentasenya, tapi nominalnya
96. selalu mengikui perkembangan terbaru
97. mencatat segala transaksi keuangan
98. Mampu mengukur peluang dan probabilitas
99. Membiarkan setiap transaksi berdiri sendiri.

sumber : http://www.infospesial.com/article/psikologi/tanda-orang-berbakat-kaya.htm

SMS GRATIS BOS.!

Group