Edisi II, Romadhon 1431 H, Minggu II Agustus 2010 M |
Dari sekian makhluk-Nya yang ada manusialah satu-satunya makhluk yang paling baik dan sempurna. Sebagai-mana firman Alloh SWT yang artinya : “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS. At Tiin ayat 4).
Kelebihan manusia dibanding makhluk yang lain adalah menusia mempunyai akal, hati dan hawa nafsu sementara makhluk lain tidak. Dengan akal inilah manusia dapat berfikir mana yang benar mana yang salah. Dengan hati, manusia bisa memahami mana yang baik dan mana yang buruk, dan dengan hawa nafsu manusia punya keinginan untuk maju dan berkembang. Sehingga dengan perangkat ini semua mestinya manusia menjadi makhluk paling muli
Lalu bagaimana cara mengembalikan atau menjaga
agar manusia tetap menjadi makhluk yang mulia? Salah satu caranya adalah melalui ibadah puasa Romadhon. Mengapa harus dengan puasa romadhon?
Yah karena puasa Romadhon membimbing dan membentuk manusia untuk menjadi manusia yang bertakwa. Alloh SWT telah berfirman yang artinya :“ Hai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu supaya kamu menjadi orang-orang yang bertakwa” (QS. Al Baqoroh ayat 183,). Sedang orang yang bertakwa menurut pandangan Alloh SWT adalah orang yang mulia, sebagaimana firman-Nya yang artinya : “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu semua adalah yang paling takwa diantara kalian” (QS. Al Hujurot ayat 13).
Jadi kemuliaan seseorang bukan ditentukan oleh hartanya, rupanya, pangkatnya, kedudu-kannya, jabatannya, kekuasa-annya, tetapi karena ketakwa-annya. Adapun semua ketentuan yang ada dalam ibadah puasa baik yang berupa perintah maupun larangan mengandung maksud atau pelajaran agar manusia memiliki karakteristik atau sifat-sifat orang yang bertakwa. Seperti misalnya tidak boleh makan minum kecuali setelah datang waktunya, ini mengandung maksud agar manusia menjadi orang yang sabar dalam menghadapi ujian atau kesulitan hidup, tidak mudah menyerah. Ini adalah salah satu karakteristik orang yang bertakwa.
Juga agar menjadi orang yang jujur dan disiplin, walaupun waktu itu tidak ada orang yang tahu, tetapi karena belum waktunya, ia tidak mau makan dan minum, kecuali telah datang waktunya. Ia telah berlaku jujur dan disiplin kepada Alloh. Nah kalau seseorang telah dapat berlaku jujur dan disiplin kepada Alloh maka kepada manusiapun ia akan berlaku jujur dan disiplin, dan ini juga merupakan karakter orang yang bertakwa.
Disamping itu dengan merasakan tidak makan minum selama sehari penuh ia dapat merasakan betapa menderitanya orang yang tidak bisa makan selama sehari, dua hari atau bahkan lebih karena kemiskin-annya. Sehingga iapun menjadi orang yang selalu peka atau respek terhadap penderitaan orang lain.
Tidak boleh kumpul dengan suami atau istri pada siang hari saat berpuasa mengandung pelajaran agar kita bisa mengendalikan syahwat atau nafsu seksual kita, sehingga kita bisa menjaga kehormatan diri kita dan tidak terjerumus ke dalam perbuatan yang bisa menjatuhkan martabat manusia yaitu berzina. Na’udzubillah. Menjaga kehormatan diri ini juga termasuk karakter dari orang yang bertakwa.
Selama berpuasa kita diperintahkan agar senantiasa menjaga lisan kita untuk tidak berkata-kata yang kotor dan dusta. Ini tidak lain agar kita terbiasa menjadi orang yang perkataannya baik dan mengan-dung hikmah, bukan perkataan yang sia-sia apalagi dusta. Karena ciri seorang muslim yang baik (orang yang bertakwa) adalah meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat termasuk di dalamnya perkataan yang sia-sia, sebagaimana sabda Rosululloh SAW dalam sebuah hadits shohih yang artinya:” Tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat”
Disamping itu, selama ber-puasa Romadhon kita sangat dianjurkan untuk melaksanakan sholat tarawih pada malam harinya, banyak berdzikir, banyak berdoa. ini semua mengajarkan kepada kita agar kita menjadi orang yang senantiasa ingat Alloh, dekat dengan Alloh, mengakui kebesa-ran dan kekuasaan Alloh serta mengakui kelemahan kita, ketak-berdayaan kita, keterbatasan kita dan kekurangan kita. Ada rasa ketergantungan kita kepada Alloh sehingga kita tidak menjadi orang yang ‘ujub (bangga diri), sombong dan takabur. Sikap tawadhu (rendah hati) dan tidak sombong adalah karakter orang yang bertakwa.
Oleh karena itu mari kita laksanakan ibadah puasa dengan sebaik mungkin dengan menjaga diri dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa ataupun yang dapat merusak
ibadah puasa kita, serta kita isi bulan Romadhon dengan amalan-amalan yang sesuai tuntunan Rosululloh SAW. Dengan demikian insyaAlloh kita akan menjadi orang yang mulia seperti asalnya. Aamiin.
Wallohu a’Iam bishshowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sampaikan Komentar untuk diskusi bersama