Jumat, 31 Desember 2010

Tafakur


Edisi XI, Dzulqo’dah 1431 H, Minggu III Oktober 2010 M
 
Jaman kita sekarang ini adalah jaman modern dan canggih. Hal ini karena fasilitas hidup orang sekarang jauh sudah lebih maju dibanding orang dulu. Dulu orang ingin ketemu dengan saudaranya atau temannya yang berjauhan tempat tinggalnya butuh waktu yang lama karena masih sederhananya dan minimnya sarana transportasi atau alat angkutan.  Tapi sekarang orang bisa memilih alat transportasi apa sehingga bisa menempuh perjalanan jauh hanya dalam waktu yang relatif lebih singkat.   
Begitu juga ketika orang akan berkomunisasi dengan seseorang yang berjauhan, dulu harus menggunakan surat menyurat tapi sekarang cukup dengan telepon bahkan bisa menggunakan fasilitas yang lebih canggih yaitu internet. Kalau dulu telepon tidak bisa dibawa ke mana-mana yang biasa disebut telepon duduk tapi sekaranga telepon bisa dibawa ke mana-mana yaitu telepon seluler yang biasa dikenal dengan HP. Bahkan yang namanya HP sekarang sudah menjamur di mana-mana ada dan sangat mudah untuk didapat seperti kacang goreng sampai-sampai anak-anak kecilpun sudah biasa main HP.
Dulu orang mau masak harus susah payah meniup-niup tungku supaya kayu bakarnya (apinya) hidup dan tetap nyala, sekarang orang cukup memutar knop, api sudah nyala karena pakai kompor gas. Itulah gambaran sekelumit tentang kemudahan-kemudahan yang diperoleh dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
 Memang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini mengalami kemajuan yang begitu pesat sehingga orangpun berlomba-lomba untuk bisa memperolehnya dengan harapan agar dirinya bisa mendapatkan banyak kemudahan-kemudahan yang pada akhirnya bisa memperoleh kebahagiaan. Akibatnya kebanyakan orang hanya berkonsentrasi  untuk  mendapatkan  itu semua dan lupa terhadap urusan yang sangat penting bagi dirinya yaitu melakukan tafakur yang bisa mendatangkan kebahagiaan yang sebenarnya.
Tafakur adalah memikirkan dan merenungi terhadap ciptaan Alloh SWT baik yang ada di langit maupun di bumi, dan ini merupakan satu urusan yang sangat penting bagi setiap manusia karena tanpanya manusia tidak akan mungkin bisa membuka pintu-pintu menuju kebahagiaan yang sebenarnya, dia hanya akan terjebak pada kebahagiaan yang semu.


Ayat-ayat Alloh SWT
Pada dasarnya setiap apa yang ada di muka bumi dan di langit adalah merupakan ayat-ayat (tanda-tanda kebesaran) Alloh SWT. Dan hanya orang-orang berakallah (yang mau memikirkan) yang bisa memahami ayat-ayat Alloh tersebut.
Sebagaimana firman Alloh SWT yang artinya “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal(QS. Ali ‘Imron : 190).
Juga fiman Alloh SWT dalam Al quran yang artinya : “ Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguh-nya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Alloh) bagi kaum yang memikirkan (bertafakur).  “. (QS. An Nahl : 11).
Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya (QS Ar Ruum : 24).

Perintah bertafakur
Karena semua yang ada di muka bumi dan di langit merupakan tanda-tanda kekuasaan Alloh SWT, maka kitapun diperintahkan agar mau memperhatikan dan memikirkannya. Alloh SWT berfirman yang artinya : “ Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? (QS. Ath  Thooriq : 5). Juga dalam firmanNya yang artinya : “Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya” (QS ‘Abasa : 24).
 
Hikmah berfakur
Bertafakur atau memikirkan ayat-ayat kauniyah Alloh yang berupa alam semesta dan semua makhluk ciptaan Alloh mempunyai manfaat dan hikmah yang besar bagi manusia itu sendiri. Diantara hikmah tersebut adalah :

1.       Tahu akan keberadaan Alloh SWT.
Orang yang mau memikirkan dan merenungkan terhadap ayat-ayat kauniyah Alloh yang berupa alam semesta dan seisinya pasti akan sampai pada kesimpulan bahwa semua yang ada itu pasti ada yang menciptakan, bukan terjadi karena faktor alam dan secara kebetulan. Dan sang pencipta ini bukanlah Dzat  yang sembarangan akan tetapi Dzat yang Maha Pandai dan Maha Hebat (Kuasa).
Misal kita memikirkan tentang matahari, maka kita akan berfikir benda sebesar itu yang mempunyai manfaat sangat besar bagi alam seisinya baik manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan yang lainnya, yang bergerak secara teratur dari timur ke barat dan berlangsung secara terus menerus tanpa ada perubahan sedikitpun baik mengenai durasi (waktu edarnya) maupun arah perjalanannya, pasti benda tersebut (matahari) ada yang menciptakannya tidak mungkin akan terjadi dengan sendirinya. Dan penciptanya bukanlah dzat yang bodoh, yang lemah, yang tak berdaya. Pasti penciptanya adalah Dzat yang Maha Pandai, Maha Perkasa, Maha Kuat lagi Maha Kuasa. Karena tidak mungkin dzat yang bodoh mampu menciptakan benda yang memiliki daya panas tak terukur berapa derajat celcius dan energi yang luar biasa. Dia pasti Dzat yang mutlak yang memiliki segala sifat yang sempurna. Dialah Alloh SWT. Disebutkan dalam Al Qur’an Al Kariim yang artinya “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Alloh yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam  di atas ‘Arsy. Dia menu-tupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, mencip-takan dan memerintah hanyalah hak Alloh. Maha Suci Alloh Tuhan semesta alam” (QS Al A’rof : 54).

2.       Tahu bahwa apa yang diciptakan-Nya pasti mengandung hikmah
Misal dengan memperhatikan adanya penciptaan matahari maka kitapun tahu   bahwa matahari yang mempunyai panas yang luar biasa ternyata mempunyai banyak manfaat. Tumbuh-tumbuhan tidak mungkin bisa tumbuh tanpa ada panas matahari, manusia dan binatang akan mati kedinginan bila tidak ada panas matahari, sawah ladang tidak akan menghasilkan apa-apa tanpa panas matahari, dan masih banyak lagi manfaat yang lain yang kita tidak bisa menyebutkannya satu persatu.
Alloh SWT berfirman yang artinya : (yaitu) orang-orang yang mengingat Alloh sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) : “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS. Ali ‘Imron : 191).

3.       Menumbuhkan iman kepada Alloh
Orang yang telah melakukan tafakur (perenungan) terhadap apa-apa yang ada di alam ini ia akan menyadari bahwa semua yang ada itu (alam raya seisinya) pasti ada yang menciptakannya dan penciptanya adalah Dzat yang Maha Sempurna. Maka ketika ada seruan supaya beriman kepada Alloh SWT sebagai pencipta alam semesta yang memiliki sifat-sifat yang sempurna iapun menyambutnya dan menyatakan menjadi orang yang beriman tanpa ada keraguan sedikitpun. Sebagaimana dikabarkan Alloh SWT dalam Al Qur’an yang artinya : “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kapada iman, (yaitu) :”Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti”. (QS Ali ‘Imron : 193)

4.       Mengantarkannya masuk surga
Orang yang mau bertafakur kemudian menjadi orang yang beriman maka iapun selanjutnya akan mengimani setiap yang datang dari sang Pencipta yaitu Alloh SWT dan akan mentaati  apa yang menjadi ketentuan-Nya, sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an yang artinya : “ Rosul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Alloh, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan Rosul-rosul-Nya (mereka mengatakan): Kami tidak membeda-bedakan antara seorangpun (dengan yang lain) dari rosul-rosul-Nya”, dan mereka mengatakan :”Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa) : “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”. (QS Al Baqoroh : 285)
Dan buah dari orang yang melaksanakan ketaatan kepada Alloh SWT, ia akan dimasukkan ke dalam surga, sebagaimana firman Alloh SWT dalam Al Qur’an yang artinya :“Maka Tuhan mereka memperkenankan permo-honannya (dengan berfirman):” Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal diantara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena)sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya sebagai pahala di sisi Alloh, Dan Alloh pada sisi-Nya pahala yang baik”. (QS Ali ‘Imron : 195).
Oleh karena itu mari selagi masih ada kesempatan biasakanlah untuk senan-tiasa bertafakur terhadap ayat-ayat kauniyah Alloh yang bertebaran di jagat raya ini. Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang senantiasa ditanya Alloh SWT dengan pertanyaan : “Maka apakah kamu tidak memikirkannya?” (QS Al An’aam : 50) atau ditanya : Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS Al An’am : 32)

Wallohu a’lam bish showab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sampaikan Komentar untuk diskusi bersama

SMS GRATIS BOS.!

Group